Keamanan Modul JavaScript: Strategi Isolasi Kode untuk Aplikasi Global | MLOG | MLOG

AMD meningkatkan kinerja dibandingkan dengan CommonJS di lingkungan browser dengan memuat modul secara asinkron. Ini juga menawarkan isolasi kode yang baik karena struktur berbasis modul. Namun, sintaksnya bisa lebih bertele-tele daripada sistem modul lainnya.

5. Modul ECMAScript (ESM):

ESM adalah sistem modul terstandarisasi yang dibangun ke dalam JavaScript. Ini menggunakan kata kunci `import` dan `export` untuk mengelola dependensi. ESM didukung oleh browser modern dan Node.js (dengan beberapa konfigurasi).

Contoh:

            // moduleA.js

const secretKey = "kunciSangatRahasia";

export function encrypt(data) {
  // Logika enkripsi menggunakan secretKey
  return data.split('').reverse().join(''); // Enkripsi tiruan sebagai contoh
}

// moduleB.js

import { encrypt } from './moduleA.js';

const encryptedData = encrypt("Data Sensitif");
console.log(encryptedData);

            

ESM menawarkan beberapa keuntungan, termasuk analisis statis (yang dapat membantu mendeteksi kesalahan lebih awal), tree shaking (menghapus kode yang tidak terpakai untuk mengurangi ukuran bundel), dan pemuatan asinkron. Ini juga menyediakan isolasi kode yang sangat baik karena setiap modul memiliki ruang lingkupnya sendiri dan dependensi dideklarasikan secara eksplisit.

Strategi Isolasi Kode di Luar Sistem Modul

Meskipun memilih sistem modul yang tepat sangat penting, strategi isolasi kode lebih lanjut dapat diimplementasikan untuk meningkatkan keamanan:

1. Prinsip Hak Istimewa Terendah:

Prinsip ini menyatakan bahwa setiap modul hanya boleh memiliki tingkat hak istimewa minimum yang diperlukan untuk melakukan tugasnya. Hindari memberikan izin yang tidak perlu ke modul. Misalnya, modul yang bertanggung jawab untuk menampilkan data seharusnya tidak memiliki akses ke informasi pengguna yang sensitif atau fungsi administratif.

Contoh: Pertimbangkan aplikasi web di mana pengguna dapat mengunggah file. Modul yang bertanggung jawab untuk menangani unggahan file tidak boleh memiliki izin untuk mengeksekusi kode sewenang-wenang di server. Modul tersebut hanya boleh dapat menyimpan file yang diunggah di direktori yang ditentukan dan melakukan pemeriksaan validasi dasar.

2. Validasi dan Sanitasi Input:

Selalu validasi dan sanitasi semua input pengguna sebelum memprosesnya. Ini membantu mencegah berbagai jenis serangan, seperti cross-site scripting (XSS) dan SQL injection (jika JavaScript berinteraksi dengan database di backend). Validasi input memastikan bahwa data sesuai dengan format dan rentang yang diharapkan, sementara sanitasi menghapus atau mengkodekan karakter yang berpotensi berbahaya.

Contoh: Saat menerima teks yang dikirimkan pengguna untuk postingan blog, saring tag HTML dan loloskan karakter khusus untuk mencegah serangan XSS. Gunakan pustaka seperti DOMPurify untuk membersihkan konten HTML.

3. Content Security Policy (CSP):

CSP adalah mekanisme keamanan browser yang memungkinkan Anda mengontrol sumber daya yang diizinkan untuk dimuat oleh halaman web. Dengan mendefinisikan CSP yang ketat, Anda dapat mencegah browser mengeksekusi skrip inline, memuat sumber daya dari sumber yang tidak tepercaya, dan tindakan berpotensi berbahaya lainnya. Ini membantu mengurangi serangan XSS.

Contoh: Header CSP mungkin terlihat seperti ini: `Content-Security-Policy: default-src 'self'; script-src 'self' https://example.com; style-src 'self' https://example.com; img-src 'self' data:`

Kebijakan ini memungkinkan halaman untuk memuat sumber daya dari asal yang sama (`'self'`) serta skrip dan gaya dari `https://example.com`. Gambar dapat dimuat dari asal yang sama atau sebagai URI data. Sumber daya lain dari asal yang berbeda akan diblokir.

4. Subresource Integrity (SRI):

SRI memungkinkan Anda untuk memverifikasi bahwa file yang Anda muat dari CDN (Content Delivery Networks) pihak ketiga belum dirusak. Anda menyediakan hash kriptografis dari konten file yang diharapkan dalam atribut `integrity` dari tag `